Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, pihaknya masih melakukan penyisiran usai Pilkada serentak 2018 di Jawa Barat. Hal itu dikarenakan adanya Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Jawa Barat yang tak jelas dan adanya beberapa kotak yang hilang.
"Ini kita masih menyisir, kita juga melihat cukup banyak bahkan ada kotak yang hilang, ada kotak suara kok bisa hilang, hal-hal yang lucu tapi engggak lucu," kata Prabowo Subianto di kediamannya, Kertanegar, Jakarta Selatan, Sabtu (7/7).
Dirinya pun mengungkapkan, Pilkada 2018 serentak di Jawa Barat ada yang tak sesuai dengan jumlah daftar yang hadir saat melakukan pencoblosan. Dirinya pun menysinyalir ada 'tuyul' yang ikut dalam pesra demokrasi tersebut.
"Iya katanya yang menang jumlahnya lebih dari daftar hadir, ya kan begitu masuk daftar hadir, yang menang dapat jumlah lebih dari daftar hadir. Jadi mungkin ada tuyul yang ikut milih, lucu tapi menyedihkan gitu," ungkap dia.
Dirinya pun menegaskan, penyisiran yang dilakukan oleh pihaknya itu terkait adanya indikasi penyimpangan terhadap daftar pemilih yang tak jelas. Dan pihaknya masih terus melakukan penilitian, karena masih ada intervensi terhadap pihaknya.
"Kita juga melihat intervensi-intervensi dari kalangan-kalangan tertentu juga tidak berjiwa demokratis, yang kita sesalkan intervensi-intervensi tersebut dan kita juga akan meneliti langkah-langkah. Menurut realcount kami, kami yang menang di Jawa Barat," tegasnya.
"Real count kami dan itu kita selidiki tapi kita bertekad untuk menghadapi hal ini dengan kesejukan, ketenangan, tapi juga ketegasan, kita juga tidak mau terus-menerus dipermainkan karena kita mewakili rakyat, pendukung kami sangat besar, kami menangkap keinginan rakyat untuk mengadakan perubahan dan usaha-usaha untuk terus terang saja," sambung Prabowo Subianto.
Menurut Prabowo, kecurangan-kecurangan terhadap pihaknya itu juga sudah mengancam kedaulatan rakyat dan merugikan rakyat.
"Manipulasi ataupun curang ini adalah demokrasi dan memgancam demokrasi adalah mengancam kedaulatan rakyat dan ini sangat-sangat merugikan bangsa, konsensus kita kita bangun negara berdasarkan konsesasi, kita harus hormati kepentingan rakyat," ujarnya.
Prabowo pun meminta, agar KPU bisa menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya demi kepentingan rakyat. Dan KPU juga dapat bertanggungjawab dengan pemilihan yang bersih dengan daftar pemilih yang benar.
"Karena itu, KPU bertanggung jawab pemilihan yang bersih dengan daftar pemilih yang benar. Saya mengimbau dan mengingatkan petugas-petugas di KPU, untuk menjalankan tugasnya demi rakyat, untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat Indonesia, itu yang kita inginkan dan ingin keadilan ditegakkan," jelas Prabowo.
Tak Taati Aturan
Prabowo juga sempat mengeluhkan soal adanya pihak yang masih tidak menaati aturan. Hal inilah, yang membuatnya enggan ikut dalam pertandingan.
"Masalahnya ada pihak-pihak yang selalu tidak mau menaati aturan main. Ibarat main bola, dia mau pakai peraturan sendiri. Lama-lama orang malas ikut pertandingan, bener nggak? Gue juga malas kalau wasitnya udah berpihak. Benar nggak? Sedikit-sedikit saya dapat kartu merah, kartu kuning, malas saya bertanding lagi," ucap Prabowo.
Namun, dia tak menjelaskan apa maksud perkataan ini. Apakah berkaitan dengan Pilkada 2018 atau Pilpres 2019.
Selain itu, Prabowo juga meminta KPU agar dapat transparan dalam memberikan data pemilih. Sebab hal itu penting demi proses demokrasi yang lebih baik.
"Ya ada kekhwatiran kalau KPU ini tidak bisa memberi daftar pemilih yang bersih yang benar. Ini untuk apa kita melaksanakan pemilu, kasian ini semua," kata Prabowo.
Reporter: Nur Habibie
https://www.liputan6.com/news/read/3581960/prabowo-ada-tuyul-yang-ikut-memilih-di-pilkada
No comments:
Post a Comment